Vickner “Hattrick” Berkat di Akhir Agustus

Penulis: Ir. Vickner Sinaga, MM
– Calon Bupati Kabupaten Dairi 2025-2030
– BOD PLN 2009-2014
– Penerima Setya Lencana Pembangunan Presiden
RI

SILANGIT, SUMUT – September ceria, selamat tinggal Agustus. Ini posting yang kuterima dari seorang sahabat facebook tiga jam sebelum bulan Agustus berakhir, di lokasi bersejarah pula, Rumah Sakit Umum Adam Malik, Medan. Naluri menulisku pun mengusik, topiknya? Kuliah, Pendidikan.

Seperti biasa, tulisan harus unik dan berkesan. Berkesan, jelas. Lebih seratusan kami kompak menjalani test kesehatan “gratis”, super lengkap. Pemeriksaan fisik dan psikologis. Pesertanya, para kontestan dari 33 Kabupaten/Kota se Sumatera Utara. Calon Bupati & Wakil Bupati dan Calon Walikota dan Wakilnya.

Dimulai di pagi hari pukul 07.30 wib, dan Puji Tuhan, Syukur Alhamdulilah, aku berhasil tuntaskan pemeriksaannya pukul 20.30 Wib di hari Sabtu, 31 Agustus 2024. Capaian yang fantastis. Menjawab 567 pertanyaan terkait pemeriksaan psikologi. Ku cek arlojiku, dalam 56,7 menit juga. Berarti satu menit menjawab 10 pertanyaan, atau 6 detik per pertanyaan.

Ah.. kok jadi lari ke matematika? Tapi benar juga, belasan pertanyaan pembuka test psikologi juga tentang hitungan dan logika di ruang berbeda. Menguji kemampuan kognitif.

Capaian ini fantastis, karena belasan peserta minta tambahan waktu, bablas ke esok harinya. Berarti sudah masuk bulan September ceria. Berkesan, karena saat treadmill, petugasnya memberi tahu bahwa hasilnya oke dan waktu selesai. Tapi jika mau bonus, lanjut beberapa menit, aku setuju. Dapat bonus 5 menit dari waktu standar. Hitung-hitung dapat tiket untuk makan malam yang enak…he he…

Tiga belas jam menjalani medical test wajib. Bagiku tak terasa lelah dan membosankan, apa latar. Para dokter spesialis yang memeriksa, rata-rata junior, adik kelas beda fakultas di Universitas Sumatera Utara (USU), kampus dekat Rumah Sakit. Juga karena sudah terbiasa bekerja keras.

Treadmill juga sudah terbiasa, 80 menit tiap pagi. Tanggal bersejarah khusus bagiku, 31 Agustus 2024. Idem, di tanggal yang sama 31 Agustus 1981, 43 tahun sebelumnya, saya di wisuda di gelanggang mahasiswa USU, kampus tercinta. Sidang sarjananya juga 26 Agustus 1981.

Di tanggal yang sama pula, saya (Calon Bupati) dan Calon Wakil Bupati Dairi, menerima dokumen B1KWK di kantor DPD Golkar yang tak jauh dari kampus USU. Tanggal ranggal yang bersesuaian di akhir bulan Agustus. Masih ada satu lagi, terkait perkuliahan.

Adam Malik, tokoh bangsa, jurnalis piawai, kariernya di pemerintahan sangat cemerlang, brilian. Pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Ketua DPR RI, bahkan hingga Wakil Presiden RI kala itu. Tak sempat menjalani pendidikan tinggi, tanpa ijasah universitas.

Rasanya wajar, Adam Malik masuk dalam rekor dunia, atau masuk list Believe it or Not. Putera daerah Sumatera Utara berkiprah Internasional. Berbahagialah di keabadiaan sana, kami putera daerah Sumatera Utara, banyak mengidolakanmu.

Nama rumah sakit ini pun, kami yakini bentuk dari negeri ini menghormatimu. Sekaligus satu aksioma, bahwa lulusan sekolah umum sudah cukup untuk membuat debut gemilang di dunia fana ini. Tentu bisa lebih baik lagi jika sempat mengecap pendidikan tinggi di universitas yang beken.

Tadi masih utang satu, agar menjadi hattrick. Akhir Agustus pula aku menerima berkah itu, akhir Agustus 1980. Masih berstatus mahasiswa, namun sudah magang di Perusahaan Swasta milik Dr. Ir. Firman Tambun, Andalas Graha Hutama Consulting. Selaku engineer, dengan bekal ijasah sarjana muda. Sudah bisa membantu orang tua, sembilan dari sebelas putera putrinya masih sekolah/kuliah. Apa latar, sudah tiga tahun sebagai penerima beasiswa Supersemar. Nilainya sebesar uang kuliah satu semester kuterima tiap bulan.

Masih ada, satu lagi, akhir Agustus 1980, setahun sebelum lulus kuliah dari Fakultas Teknik USU, Jurusan Elektro, kakak kelas Ir. Johni Pane, mengunjungiku di tempat kost. Diutus dosen kami di USU, pak Ir. Bonggas Tobing untuk datang ke rumah beliau.

Lalu esoknya aku dapat perintah dari Ketua Jurusan Elektro, Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen, untuk mengajar di semester ganjil itu. Kujawab, “jadi asisten dosen ya? Jawabnya, “bukan, jadi dosen”. “Aku kan belum sarjana,” ujarku lagi dengan nada menolak.

Namun responsnya, tetap sebagai dosen, toh sudah habis kan mata kuliah nya, lanjutnya. Lagian itu, bule Inggris, Antony Bovill dosen elektronika di USU juga hanya bertitel B Sc. Tak kuasa menolak. Jadilah peran sebagai dosen kulakoni, untuk dua mata kuliah lagi. Juga di semester genap berikutnya.

Ternyata aku tidak sendirian, ada juga yang belakangan jadi “hula hulaku”, dosen tanpa gelar, Marsius Sihotang di jurusan etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara. Raihan kami berdua yang unik, dan mungkin sulit untuk terjadi lagi. Tiga berkah bagiku di akhir Agustus, 1980, tahun 1981 dan tahun 2024, ini merupakan kesaksian hidup, betapa Tuhan itu Baik, tak berkesudahan kasih setianya.

Kutulis di Terminal Bandara Sisingamangaraja, Silangit, 05 September 2024, September Ceria. Kudedikasikan kepada guru ku, Ir. Bonggas Tobing, seniorku Ir. Johmi Pane, keluarga besar konsultan Andalas Graha Hutama, Medan dan hula hula ku, Marsius Sitohang yang sudah menjadi saluran berkat bagi sesama. (Adv)