DAIRI – Sumatera Utara memang beda. Keindahan alamnya luar biasa, kehidupan masyarakatnya, Pancasila tulen. Bak miniatur NKRI. Tempat lahirnya banyak pahlawan nasional.
Professor Hukum dilahirkan berkelas nasional maupun internasional, umumnya berjiwa petarung. Baik bidang akademik, olahraga maupun bisnis. Namun di Pilkada serentak, kali ini terasa unik. Mungkin hingga tingkat sulit di percaya.
Pilkada serentak diselenggarakan di 28 kabupaten dan 5 kota. Total 33 kabupaten/kota. Sejarah baru tercipta. Seperlima, yakni 6 kabupaten calon tunggal, sakti amat. Praktis melawan kotak kosong. Dimana ya, para pesaing potensial. Pada kemana tokoh-tokoh partai kritis itu? Kok kini, terkesan pragmatis? Studi kasus yang patut dibedah di prodi Fisipol di berbagai Universitas.
Keunikan kedua. Kebalikan dari yang pertama. Kehadiran “petarung sejati”. Rela melepaskan sukses pileg DPRD Propinsi yang sudah ditangan. Untuk bertarung di pilkada kabupaten, sungguh bernyali. Menunjukkan ketangguhan dengan stamina dan persiapan logistik yang ekstra ordinary. Tentu dengan perhitungan dan ekspektasi yang mendalam.
Keunikan ketiga, hampir mirip. Namun tingkat pengorbanannya sangat tinggi. Kursi parlemen DPR RI, sudah ditangan. Namun memilih melepasnya. Ikut berlaga di pilkada level kabupaten. Bertarung di pileg dengan cakupan belasan kabupaten/kota. Menang, lalu ditinggal.
Terjun ke pilkada di satu kabupaten saja. Setahuku ini satu-satunya yang terjadi di negeri ini. Sejarah baru ditorehkan lagi. Topik kajian akademik yang menarik bukan?
Keunikan keempat, ada di Kabupaten Dairi. Ada lima pasangan calon, lebih ramai dan lebih berwarna. Empat dari partai politik atau gabungan parpol plus satu calon perseorangan, Independen. Jumlah calon terbanyak di 33 kabupaten/kota se Sumatera Utara.
Uniknya, empat pasangan hasil proses unik. Beda personilnya dibanding awal pencalonan. Bahkan diusung partai yang berbeda dari awal pendaftaran. Terjadi di injury time. Semuanya ternyata bisa terjadi.
Kontestasi di Pilkada memang butuh strategi yang kadang tersembunyi, atau ibarat langkah catur, yang mengorbankan perwira. Materi yang nyata, pun perasaan yang maya. Tadi membahas empat pasangan dinamis yang berubah personil. Satu lagi? Awet sejak pacaran hingga jenjang pernikahan. Setia sampai akhir. Termasuk jika nanti diberi amanah oleh para pemilik hak pilih.
Apalagi, nomor pasangan ini satu-satunya di Pilkada se Sumatera Utara. Nomor terbesar di lima pasangan calon. Nomor urut 5. Tak sulit mengkomunikasikannya. Cukup buka telapak tangan, serukan salam damai pilkada. Tanpa menekuk satu, dua atau tiga jari. Lambaikan tangan ke khalayak ramai, serukan “Salam Lima” Jari.
Kudedikasikan bagi KPUD Dairi, Bawaslu, Lima pasangan Calon Kepala Daerah Dairi. Selamat berkontestasi dengan damai dan elegan. Terkhusus buat para pemilik hak suara, gunakanlah hak pilih, jangan sia sia kan. Pilih lah yang terbaik menurut hati nurani. Pertama datanglah ke TPS. Kedua ambil kertas suara, Ketiga melangkah ke bilik suara. Ke empat buka dan periksa kondisi kertas suara dan terakhir kelima cobloslah No.5. Sesuai hati nurani, cukup sekali agar bernilai. (Adv)
Penulis: Ir. Vickner Sinaga, MM
-Calon Bupati Kabupaten Dairi 2025-2030
-BOD PLN 2009-2014
-Penerima Setya Lencana Pembangunan Presiden RI