BERANDANUSANTARA.CO.ID, TARAKAN – Helatan debat kedua Pilgub Kalimantan Utara 2024 di Grand Studio Metro TV, Kedoya, Jakarta pada Senin, 21 Oktober 2024, tidak hanya menghadirkan persaingan seru antara para kontestan, namun juga menyoroti atribut dan kostum yang dikenakan oleh pasangan calon nomor urut 2, Zainal A. Paliwang dan Ingkong Ala.
Pasangan petahana ini tampil dengan kostum khas kearifan lokal masyarakat Kalimantan Utara. Kostum tersebut meliputi ikat kepala Singal berwarna merah marun serta pakaian dengan kombinasi biru langit muda dan garis merah putih di dada, yang mengandung makna filosofis lokal serta nasionalisme. Desain kostum ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI yang baru saja dilaksanakan.
Hj. Rahmawati, SH, anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra sekaligus istri Gubernur Kaltara Zainal A. Paliwang, merupakan sosok di balik ide kreatif kostum ini. Menurut Hj. Rahmawati, kostum paslon nomor 2 ini sengaja dirancang untuk membawa makna filosofis positif bagi masyarakat Kaltara, sekaligus mempromosikan budaya dan produk kreatif khas daerah tersebut.
Selain itu, kostum ini juga dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, yang identik dengan warna biru muda langit selama masa kampanye Pilpres 2024.
“Kami sengaja merancang kostum ini jauh-jauh hari untuk menarik perhatian, sekaligus memberikan semangat kepada paslon nomor 2 dalam menghadapi debat. Kostum ini juga mengandung arti penghormatan terhadap presiden terpilih yang kerap menggunakan warna biru muda langit selama kampanye Pilpres 2024,” ujar Hj. Rahmawati, SH.
Warna biru muda langit juga menjadi tren saat ini, seperti terlihat pada pelantikan anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, di mana banyak anggota perempuan mengenakan kebaya berwarna biru muda langit saat pengambilan sumpah di Gedung DPR-MPR RI.
Dalam sesi debat kedua, kostum paslon nomor 2 menarik perhatian banyak pihak karena estetika dan keindahannya. Baju biru muda yang dipadukan dengan garis merah putih melintang di dada memberikan kesan nasionalisme. Selain itu, kalung khas Dayak yang dikenakan melambangkan kearifan lokal suku asli Kalimantan Utara, Dayak, dan sub-suku lainnya.
Ikat kepala Singal merah marun yang dikenakan oleh Zainal dan Ingkong Ala menambah pesona serta simbol keperkasaan putra Kalimantan Utara. Singal kini telah menjadi simbol khas daerah dan juga berkembang menjadi merchandise yang banyak diburu sebagai oleh-oleh oleh para tamu dan wisatawan.
“Kami berharap melalui momen debat ini, kami bisa memperkenalkan dan mempromosikan kostum serta atribut khas Kaltara kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui siaran nasional,” tutup Hj. Rahmawati, SH. (HI)