
BERANDANUSANTARA.CO.ID, TARAKAN — Nama Zagy Berian kini resmi tercatat dalam sejarah. Anak muda asal Indonesia ini terpilih menjadi salah satu penasihat muda Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Youth Advisory Group on Climate Change. Lebih membanggakan lagi, Zagy adalah orang Indonesia pertama dan satu-satunya wakil Asia Tenggara yang dipercaya mengemban peran strategis ini.
“Saya ingin membawa suara generasi muda Indonesia ke panggung dunia, agar ide-ide kita tak hanya didengar, tapi juga diwujudkan,” ujar Zagy dalam keterangan resminya, Jumat (15/8/2025).
Dalam tugasnya, Zagy akan memberikan masukan langsung kepada Sekjen PBB terkait aksi iklim global. Ia akan berkolaborasi dengan 13 anak muda inspiratif dari berbagai belahan dunia, mulai dari Angela Busheska (Makedonia Utara), Ashley Lashley (Barbados), Axel Eriksson (Swedia), hingga Txai Surui (Brasil).
Apa Itu Youth Advisory Group on Climate Change?
Youth Advisory Group on Climate Change adalah forum elite bentukan Sekjen PBB untuk menghimpun ide, strategi, dan langkah konkret dari generasi muda demi mengatasi krisis iklim. Anggotanya berasal dari latar belakang dan negara berbeda, dipilih melalui proses ketat dari ribuan kandidat yang diajukan oleh NGO dan organisasi masyarakat sipil di seluruh dunia.
Syaratnya? Tak main-main. Kandidat harus berusia 15–29 tahun, punya rekam jejak dalam gerakan iklim, mampu bekerja lintas budaya, berkomunikasi dengan efektif, serta menjaga independensi dari afiliasi politik atau negara.
Kenapa Penunjukan Ini Penting?
Perubahan iklim adalah isu global yang dampaknya paling besar dirasakan oleh generasi muda. Lewat forum ini, suara anak muda—termasuk dari Indonesia—bisa langsung memengaruhi kebijakan di tingkat tertinggi PBB.
“Isu iklim bukan lagi soal masa depan, tapi soal hari ini. Keputusan yang diambil sekarang akan menentukan apakah generasi berikutnya bisa bertahan atau tidak,” tegas Zagy.
Sekilas Sejarah
Youth Advisory Group on Climate Change dibentuk pertama kali pada 2020. Angkatan pertama terdiri dari tujuh anak muda dari tujuh negara berbeda yang bertugas hingga 2022. Kini, di angkatan ketiga tahun 2025, jumlah anggota bertambah menjadi 14 orang, termasuk Zagy.
Dengan terpilihnya Zagy, Indonesia kini memiliki kursi strategis dalam percakapan global tentang masa depan bumi. Sebuah momentum langka yang diharapkan mampu membuka jalan bagi lebih banyak anak muda Tanah Air untuk berkiprah di panggung internasional. (HI)