
BERANDANUSANTARA.CO.ID, JAKARTA – Anggota DPR RI sekaligus publik figur, Uya Kuya, akhirnya buka suara melalui sebuah video klarifikasi yang beredar luas di media sosial. Dalam rekaman berdurasi beberapa menit itu, Uya Kuya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas insiden yang terjadi beberapa hari terakhir.
Dalam video yang diunggah, Uya tampak menundukkan kepala penuh penyesalan. Ia mengaku menyesali tindakannya yang dinilai telah menimbulkan luka mendalam, terutama bagi para korban yang gugur maupun terluka akibat bentrokan. “Saya menyadari apa yang saya lakukan salah besar. Saya mohon maaf kepada masyarakat Indonesia, terutama kepada keluarga korban,” ujar Uya dengan suara bergetar.
Lebih lanjut, Uya menegaskan dirinya akan lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, terlebih sebagai seorang wakil rakyat di DPR RI yang seharusnya menjadi teladan. Ia juga meminta kesempatan agar dapat memperbaiki diri dan membuktikan komitmennya untuk berbuat lebih baik di masa mendatang. “Saya berjanji untuk belajar dari kesalahan ini, dan saya ingin menebusnya dengan kerja nyata,” katanya.
Meski sudah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka, situasi di lapangan rupanya belum sepenuhnya mereda. Rumah pribadi Uya Kuya yang berlokasi di Jakarta justru menjadi sasaran amarah massa. Sejumlah laporan menyebutkan rumah tersebut dijarah oleh kelompok tak dikenal, meski aparat keamanan sudah berupaya mengendalikan keadaan.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait siapa pelaku penjarahan maupun seberapa besar kerugian yang dialami Uya Kuya. Namun, kejadian tersebut menunjukkan bahwa gelombang kekecewaan masyarakat masih belum surut meskipun permintaan maaf telah disampaikan.
Beberapa pihak menilai, langkah Uya Kuya untuk meminta maaf merupakan langkah penting, namun perlu diikuti dengan tindakan konkret agar dapat mengembalikan kepercayaan publik. “Masyarakat menunggu bukti, bukan sekadar janji,” ujar seorang pengamat politik.
Situasi ini menjadi ujian berat bagi Uya Kuya, baik sebagai figur publik maupun legislator. Mampukah ia mengembalikan citranya dan meredam kemarahan masyarakat, atau justru akan terus menghadapi gelombang kritik dan penolakan? Waktu yang akan menjawab.